Rokoku sayang maaf kamu aku paksa menembus hujan
hujan malam itu memksaku berjalan menusuri lautan motor lalu lalang, berjalan diantara jalan dan pematang sawah, dibawah tetesan air hujan yang melewati dedaunan terselib kabar air mata tak lagi bernafas dipaksa mati oleh hrapan yang sakti, harapan para lelaki untuk selalu menjadi sang pengabdi, nafsu akan kebiasan para lelaki memaksaku berhenti di toko mini untuk menikmatimu bagaikan wanita berbaju seksi di batas kaca tebal berbesi, hanya dengan seribu lima ratus perak sudah kudpatkan dirimu, berharap menikamtimu dengan berjalan kaki menyusuri jalanan yang tak lagi kering karna hujan rintik malam itu, berharap menikamtimu dengan rasa yang sewajarnya malah kudapatkan kamu yang basah karna keadaan, dipergelangan pembatasan kematian aku memengangimu berharap tidk terjadi sesuatu, rasa pahit darimu aku rasakan karna faktor air hujan, cukup bersyukur masih bisa mengeluarkan asap sudah bahagia ku rusa, bermain air di pinggir selokan membuatku tertawa ring ternyata masih jauh perjalanan, walau terkadang ada orang yang tidak mengerti akan adanya genangan maka dia terjang terbanglah air di pinggir selokan, tidak sempat mengumpat akhirnya kujalan kebasahan berharap dalaman tidak lembap dikrenakan hujan. berdiri di atas pohon tidak bisa menghentikan rintikan hujan yang berjajar rapi, berharap datangnya mobil pengangkut sapi tapi terlihat banyak mercy berjajar rapi di bawah kuasa simbol warna, putus asa aku lanjutkan berjalan melewati batu warna warni, kembali berpelukan dengan hujan karna memelukmu rokokku harus menunggu toko mini selanjutnya, hingga tiba mobil pengangkut sapi ku berkata "nunut ya mas" bukanya semakin membuatku terlelap malah dipaksa menerima pukulan rintikan hujan di atasnya, tidak berjalan lama ternyata membuatmu berbedah arah tujuan, dengan muka geram aku menyapa "suwon mas" malu akhirnya aku tipu arahku, dan kembali pada arah sebenarnya hingga tiba bapak berhati mulia bertanya, "bareng aku ta mas" tapi ada kata tidak aku naik dan di kasih cerita "hati hati mas, bisa-bisa masnya di jebak" dalam hati hanya tersenyum akulah penjebak sebenranya, melarikan diri karna itu yang aku mau berjalan sendiri karena ulahmu, berjalan jauh semangat ku hanya latihan sebelum tanjakan, hingga dimana aku sadar tidak ada yang bisa diselamtkan dari sandangku, tidak untuk membencimu karena rokoku masih bisa menembus hujan, akhirnya aku masih terpanah menuliskan cerita tentang rokok yang menerjang hujan.
Sastra Bebas
karya seni itu telanjang, bugil, dan terbuka akan apa yang disampaikannya, jangan takut berkarya
Kamis, 12 Januari 2017
Jika Pasanganmu Seorang Pecinta Alam
Sayang,
Jika kamu bertanya padaku tentang destinasi liburan kita setelah menikah, mungkin aku akan memilih Rinjani bukan Bali. Aku lebih memilih tenda kapasitas dua orang yang kokoh dibandingkan hotel yang megah. Setelah menikmati puncak bersama, barulah kita berkelana di Senggani, Tiga Gill, Pantai Kuta, dan Desa Adat di Lombok. Jika kamu ingin ke Eropa, aku pasti akan meminta Mont Blanc sebagai salah satu destinasi kita. Ahh… lupakan soal Eropa dan Benua lain, karena aku masih jatuh cinta dengan pegununggan di Negri ini. Kamu tahu Semeru sayang? pastilah, nama gunung ini melejit pesat semenjak film mengangkatnya dengan begitu sukses. Jika kamu belum pernah kesana, kamu harus kesana. Di bulan Juni yang cerah, padang oro-oro ombo menyapa di balik tanjakan cinta, dengan hamparan verbena ungu yang menggoda mata. Tidak kalah romantis dibandingkan Monet’s Garden, Prancis. Tidak sampai mahameru juga tidak mengapa, karena menjelajahi Semeru bersamamu lebih kuinginkan, dibandingkan menegakkan merah putih di puncak tertinggi Pulau Jawa.
Tapi ini bukan tentang perjalananku, ini adalah tentang perjalanan kita. Jika kamu tidak ingin mendaki gunung bersamaku tidak mengapa, kita masih bisa menyusuri pantai dan menyapa senja bersama. Kalau kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, sehingga kita tak sempat bercengkrama dengan alam, itu juga tak mengapa. Aku akan membawakan pagi untukmu dalam secangkir kopi. Jika kamu tidak suka kopi tidak mengapa, akan ku tuliskan purnama dalam segelas susu. Jika kamu tidak menyukai susu, itu juga tidak mengapa, aku akan membawa kehangatan mentari dalam setiap masakan yang kau sukai.
Karya : Nailatul Mafazah
Jika kamu bertanya padaku tentang destinasi liburan kita setelah menikah, mungkin aku akan memilih Rinjani bukan Bali. Aku lebih memilih tenda kapasitas dua orang yang kokoh dibandingkan hotel yang megah. Setelah menikmati puncak bersama, barulah kita berkelana di Senggani, Tiga Gill, Pantai Kuta, dan Desa Adat di Lombok. Jika kamu ingin ke Eropa, aku pasti akan meminta Mont Blanc sebagai salah satu destinasi kita. Ahh… lupakan soal Eropa dan Benua lain, karena aku masih jatuh cinta dengan pegununggan di Negri ini. Kamu tahu Semeru sayang? pastilah, nama gunung ini melejit pesat semenjak film mengangkatnya dengan begitu sukses. Jika kamu belum pernah kesana, kamu harus kesana. Di bulan Juni yang cerah, padang oro-oro ombo menyapa di balik tanjakan cinta, dengan hamparan verbena ungu yang menggoda mata. Tidak kalah romantis dibandingkan Monet’s Garden, Prancis. Tidak sampai mahameru juga tidak mengapa, karena menjelajahi Semeru bersamamu lebih kuinginkan, dibandingkan menegakkan merah putih di puncak tertinggi Pulau Jawa.
Tapi ini bukan tentang perjalananku, ini adalah tentang perjalanan kita. Jika kamu tidak ingin mendaki gunung bersamaku tidak mengapa, kita masih bisa menyusuri pantai dan menyapa senja bersama. Kalau kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, sehingga kita tak sempat bercengkrama dengan alam, itu juga tak mengapa. Aku akan membawakan pagi untukmu dalam secangkir kopi. Jika kamu tidak suka kopi tidak mengapa, akan ku tuliskan purnama dalam segelas susu. Jika kamu tidak menyukai susu, itu juga tidak mengapa, aku akan membawa kehangatan mentari dalam setiap masakan yang kau sukai.
Karya : Nailatul Mafazah
Dialog Bukit Kamboja "D.Zamawi Imron"
Pandangan Social
pada Puisi Dialog Bukit Kemboja Karya D. Zawawi Imron
pada Puisi Dialog Bukit Kemboja Karya D. Zawawi Imron
Membaca puisi-puisi D. Zawawi Imron sama seperti
membaca alam dan budaya bangsa Indonesia, utamanya alam dan kebudayaan Madura.
Siapa yang sanggup menjelaskan bahwa penyair yang sangat produktif dalam dunia
kesusastraan ini hanyalah orang kampung yang bahkan tidak pernah bergaul dengan
dunia intelektual, apalagi bersentuhan dengan wacana dan kebudayaan asing.
Menakjubkan memang, tanpa latar belakang pendidikan yang tinggi, Zawawi nyatanya
sanggup menghasilkan puluhan puisi indah. di tahun 1995, sajaknya Dialog Bukit
Kamboja keluar sebagai pemenang pertama dalam Sayembara Nasional Menulis Puisi
50 Tahun Kemerdekaan RI yang diadakan oleh salah satu stasiun swasta. D. Zawawi Imron menjadi
penulis kolom di beberapa media masa dan mejadi penyaji seminar masalah sastra,
agama, dan kebudayaan. Selain itu, beliau jauga pernah mengajar di beberapa
perguruan tinggi di Madura serta ikut menulis skenario Indonesia Masa Depan.
Beliau juga sering menghadiri pembacaan puisi di berbagai Negara, antara
lain di Singapura, Malaysia, dan Belanda.
Penulis tertarik menganalisis puisi Dialog Bukit Kamboja karya D,
Zawawi Imron, Karena secara menyeluruh sajak yang berada dalam kumpulan puisi
puisi Dialog Bukit Kemboja kaya akan pandangan sosial, selain itu puisi karya
D. Zawawi Imron menimbulkan keingin tahuan para
pembaca untuk meneliti sajak-sajak dalam kumpulan puisi
“Dialog Bukit Kemboja.”
Keindahan
kata-kata alam yang dijalin Zawawi dalam puisinya terasa lebih istimewa tatkala
butiran kata itu disibak satu-persatu untuk menemukan kata yang tersembunyi
dalam kata lain. Dengan artian, puisi Zawawi bukan hanya sekedar menghadirkan
nuansa sejarah namun juga mengandung pesan-pesan kehidupan yang disamarkan,
termasuk di dalamnya kumpulan puisi Dialog Bukit Kemboja. Pesan-pesan kehidupan
itu tidak nampak memang, tertutup oleh indahnya jalinan kata, namun setidaknya
Zawawi telah memberi bocoran bahwa Dialog Bukit Kemboja ini memang mengandung
pesan-pesan dalam kehidupan.
Pada
bait kedua terdapat kalimat
“Seorang nenek, pandangnya tua memuat jarum
cemburu
Menanyakan, mengapa aku berdoa di kubur itu”
Menanyakan, mengapa aku berdoa di kubur itu”
Dalam
kutipan itu terungkap bahwa seorang pemuda bertemu dengan seorang nenek yang
melihatnya berdoa di makam ayahnya
“Lewat
berpuluh kemarau telah kuberikan kubur didepan mu
Karena kuanggap kubur anakku”
Karena kuanggap kubur anakku”
Lalu
nenek itu mengatakan bahwa sudah lama nenek itulah yang merawat kubur ayahnya
yang dianggap sebagai kubur anak dari nenek itu
“Anakku
mati di medan laga, dahulu
Saat Bung Tomo mengippas bendera dengan takbir
Berita ini kekal jadi sejarah: Surabaya pijar merah
Ketika itu sebuah lagu jadi agung dalam derap
Bahkan pada bercak darah yang hampir lenyap”
Saat Bung Tomo mengippas bendera dengan takbir
Berita ini kekal jadi sejarah: Surabaya pijar merah
Ketika itu sebuah lagu jadi agung dalam derap
Bahkan pada bercak darah yang hampir lenyap”
Nenek
tersebut mengatakan bahwa anaknya telah meninggal di medan tempur saat berjuang
melawan penjajah. Dalam pertempuran tersebut, melalui siaran radio, Bung
Tomo membakar semangat arek-arek Suroboyo. Pertempuran
yang memakan korban banyak dari pihak bangsa Indonesia
ini diperingati sebagai Hari Pahlawan setiap tanggal
10 November. Peringatan itu merupakan komitmen bangsa Indonesia
yang berupa penghargaan terhadap kepahlawanan rakyat Surabaya
sekaligus mencerminkan tekad perjuangan seluruh
bangsa Indonesia.
“Aku
telah lelah mencari kuburnya dari sana kemana
Tak ketemu. Tak ada yang tahu
Sedang aku ingin ziarah menyamaian terima kasih
Atas gugurnya : mati yang direnungkan melati
Kubur ini memadailah, untuk mewakilinya”
Tak ketemu. Tak ada yang tahu
Sedang aku ingin ziarah menyamaian terima kasih
Atas gugurnya : mati yang direnungkan melati
Kubur ini memadailah, untuk mewakilinya”
Terlihat
dari ucapan sang nenek yang telah lelah
mencari kuburan anaknya yang tak pernah ketemu sampai sekarang, nenek hanya ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada anaknya, karena sang nenek tak menemukan
kuburan anakya maka kuburan ayah pemuda itu dianggap sebagai kuburan anaknya.
“Tapi
ayahku sepi Pahlawan
Tutur orang terdekat , saat ia wafat
Jasadnya hanya satu tingkat di atas ngengat
Tapi ia tetap ayahku. Tapi ia bukan anakmu”
Tutur orang terdekat , saat ia wafat
Jasadnya hanya satu tingkat di atas ngengat
Tapi ia tetap ayahku. Tapi ia bukan anakmu”
Pemuda
tersebut mengatakan bahwa itu tetap ayahnya dan bukan anak dari nenek itu.
“Apa
salahnya kalau sesekali
Kubur ayahmu kujadikan alamat rindu
Dengan ziarah, oleh harum kemboja yang berat gemuruh
Dendamku kepada musuh jadi luruh”
Kubur ayahmu kujadikan alamat rindu
Dengan ziarah, oleh harum kemboja yang berat gemuruh
Dendamku kepada musuh jadi luruh”
Nenek
itu mengatakan bahwa apa salahnya jika sesekali makam ayahnya dijadikan sebagai
alamat rindu untuk anaknya dengan ziarah dengan harum bunga kemboja maka dendam
nenek tersebut terhadap musuh jadi gugur.
“Hormatku
padamu, nenek ! karena engkau
Menyimpan rahasia wangi tanahku, tolong
Beri aku apa saja kata atau senjata !”
Menyimpan rahasia wangi tanahku, tolong
Beri aku apa saja kata atau senjata !”
Lalu
pemuda itu memberi hormat kepada nenek yang ditemuinya karena nenek tersebut menyimpan
rahasia harum tanahya, dan pemuda tersebut meminta senjata kepada nenek.
“Aku orang tak
bisa memberi, padamu bisaku Cuma meminta.
Jika engkau bambu, jadilah saja bambu runcing
Jangan sembilu, atau yang membungkuk depan sembilu”
Jika engkau bambu, jadilah saja bambu runcing
Jangan sembilu, atau yang membungkuk depan sembilu”
Karena
nenek tak bisa memberi dan nenek hanya bisa mengatakan jika dia kamu adalah bambu
runcing yang bermaksud jadi pemuda yang bisa berdiri tegak sepertin bambu.
Pandangan
sosialnya terdapat bahwa kita harus tetap menghormati serta mengenang jasa pahlawan
yang telah gugur, dan sebagai generasi selanjutnya dimana setiap tanggal 10
November diadakan hari pahlawan yang bertujuan untuk mengingatnya.
Dari puisi Dialog Bukit
Kemboja itu terasa harapan Zawawi supaya ciptaannya (kumpulan
puisi) ini dapat diterima oleh masyarakat dan pesan-pesan kehidupan di dalamnya
dapat dijadikan energi positif untuk melawan tindak kejahatan sesuai dengan
hakikat kebenaran.
Mungkin
untuk mengenali lebih mendalam kehebatan kumpulan puisi ini, hingga disebut
sebagai kumpulan puisi terbaik oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
tahun 1990, membutuhkan banyak pendekatan dan banyak penafsiran dari
masing-masing puisi yang dituliskan.
Nailatul Mafazah
Tawa Gadis Padang Sampah "Ahmad Tohari"
APRESIASI CERPEN
“TAWA GADIS PADANG SAMPAH”
AHMAD TOHARI
AHMAD TOHARI
MENURUT PANDANGAN FEMINISME
Analisis
adalah kegiatan yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan,
memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokan kembali menurut kriteria
tertentu kemudin dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Pengertian dari
analisis cerpen adalah kegiatan mentafsirkan makna yang tersimpan dalam sebuah
karya sastra yang berbentuk cerpen. Cerpen sendiri adalah cerita pendek
berbentuk prosa, naratif maupun fiktif. Cerpen sendiri cenderung singkat padat
dan langsung pada inti tujuanya dari ceritanya dibandingkan dengan karya-karya
fiksi lain lebih panjang seperti novel.
Ahmad
Tohari adalah satrawan dengan novel triloginya Ronggeng Dukuh Paruk yang
ditulis pada 1981. Pria kelahiran Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa
Tengah pada 13 Juni 1948, pada 2012 Ahmad Tohari dianugerahi PWI Jateng Award
dari PWI Jawa Tengah karena karya-karya sastranya yang dinilai mampu mendunia.
Feminisme
adalah sebuh gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesaman dan
kedilan hak dengan pria, gerakan feminisme dimulai sejak akhir abd ke 18 namun
berakhir di abad ke 20 banyak sekali aliran-aliran feminisme yang berkembang.
Dalam cerpen Tawa gadis
padang sampah menceritakan kehidupan di tempat pembuangan akhir dikutip dari
teks
“Korep, Carmi, dan Sopir Dalim adalah tiga diantara banyak manusia yang sering datang ke padang pembuangan sampah di pinggir kota”
Carmin adalah gadis kecil dan Korep adalah anak laki laki, dan mereka paling muda dari semua pemulung di tempat sampah. Jika dilihat dari sudut pandang feminisme carmi adalah wanita yang ingin melakukan kegiatan sesuai korep, bukan untuk bermalas-malasan karena dia wanita, tapi mungkin juga faktor ekonomi yang mengharuskan carmi melakukan aktivitas sama seperti korep yaitu memulung barang bekas yang hendak dijual kembali. Dalam cerpen Ahmad Tohari pelecehan terhadap wanita masih terjadi di kutip dari teks
“ada perempuan memasang putung rokok dimulutnya, lalu bergerak kesana-kemari meminta api, ada tangan terjulur ke arqh mulutnya, api menyala dan asap segera mengepul, tetapi perempuan itu kemudian berteriak, rupanya tangan lelaki pemegang korek api kemudian mencolek pipinya, dia kejar si lelaki dan balas mencubit punggungnya, mereka bergelut.”
Dalam kutipan teks cerpen tersebut tergambang jelas bahwa wanita mencoba setara dengan pria di buktikan dengan rokok di tanganya, dan terjadilah pelecehan terhadap wanita tersebut dengan terjadinya colekn dipipinya, dalam pandangan sosial wanita perokok adalah wanita nakal, dan pelecehan terhadap wanita nakal akan sering sekali terjadi, namun dalam sudut feminisme wanita tersebut balik membalas apa yang dilakuakn lelaki tersebut dengan mencubit punggung lelaki tersebut dan terjadilah pergelutan. Dalam pandangan feminisme inilah wanita merasa sama dengan pria, merokok dan berkelahi adalah hal yang wajar dalam aliran feminisme. Dalam kutipan teks,
” Belasan pemulung termasuk Korep dan Carmi berubah layaknya sekandang ayam kelaparan yang ditebari pakan; berebut, saling desak, saling mendahului, saling dorong. Mereka berebut mengais sampah mencari apa saja selain popok, kain pembalut atau bangkai tikus.”
tergambar bahwa Carmin memiliki porsi perkejaan yang sama dengan Korep walupun hasilnya jelas nanti berbedah, tidak ada perlakuan khusus terhadap Carmin walaupun dia wanita, jadi apa yang Korep lakukan Carmin juga lakukan. Dalam kutipan teks,
“Setiap hari Carmi membawa-bawa kantung plastik kuning berisi sepatu sebelah kanan. Akhirnya semua orang tahu gadis kecil itu masih menunggu sepatu yang sebelah kiri. Mereka merasa iba. Itu hampir mustahil. Namun kepada Carmi semua pemulung berjanji akan membantunya.”
Namun dalam kutiapn teks disini dipandang dari sudut sosialnya Carmin sebagai wanita yang mengharapkan sebuah sepatu sehingga membuat pemulung lain iba, menyebapkan pemulung lain membatu Carmin, dalam sudut sosial wanita yang memiliki keinginan yang kuat maka akan banyak orang-orang yang membantu mewujudkannya. Perbuatan pemulung lain yang berjanji menemukan sepatu dari carmin didasari rasa iba.
“Korep, Carmi, dan Sopir Dalim adalah tiga diantara banyak manusia yang sering datang ke padang pembuangan sampah di pinggir kota”
Carmin adalah gadis kecil dan Korep adalah anak laki laki, dan mereka paling muda dari semua pemulung di tempat sampah. Jika dilihat dari sudut pandang feminisme carmi adalah wanita yang ingin melakukan kegiatan sesuai korep, bukan untuk bermalas-malasan karena dia wanita, tapi mungkin juga faktor ekonomi yang mengharuskan carmi melakukan aktivitas sama seperti korep yaitu memulung barang bekas yang hendak dijual kembali. Dalam cerpen Ahmad Tohari pelecehan terhadap wanita masih terjadi di kutip dari teks
“ada perempuan memasang putung rokok dimulutnya, lalu bergerak kesana-kemari meminta api, ada tangan terjulur ke arqh mulutnya, api menyala dan asap segera mengepul, tetapi perempuan itu kemudian berteriak, rupanya tangan lelaki pemegang korek api kemudian mencolek pipinya, dia kejar si lelaki dan balas mencubit punggungnya, mereka bergelut.”
Dalam kutipan teks cerpen tersebut tergambang jelas bahwa wanita mencoba setara dengan pria di buktikan dengan rokok di tanganya, dan terjadilah pelecehan terhadap wanita tersebut dengan terjadinya colekn dipipinya, dalam pandangan sosial wanita perokok adalah wanita nakal, dan pelecehan terhadap wanita nakal akan sering sekali terjadi, namun dalam sudut feminisme wanita tersebut balik membalas apa yang dilakuakn lelaki tersebut dengan mencubit punggung lelaki tersebut dan terjadilah pergelutan. Dalam pandangan feminisme inilah wanita merasa sama dengan pria, merokok dan berkelahi adalah hal yang wajar dalam aliran feminisme. Dalam kutipan teks,
” Belasan pemulung termasuk Korep dan Carmi berubah layaknya sekandang ayam kelaparan yang ditebari pakan; berebut, saling desak, saling mendahului, saling dorong. Mereka berebut mengais sampah mencari apa saja selain popok, kain pembalut atau bangkai tikus.”
tergambar bahwa Carmin memiliki porsi perkejaan yang sama dengan Korep walupun hasilnya jelas nanti berbedah, tidak ada perlakuan khusus terhadap Carmin walaupun dia wanita, jadi apa yang Korep lakukan Carmin juga lakukan. Dalam kutipan teks,
“Setiap hari Carmi membawa-bawa kantung plastik kuning berisi sepatu sebelah kanan. Akhirnya semua orang tahu gadis kecil itu masih menunggu sepatu yang sebelah kiri. Mereka merasa iba. Itu hampir mustahil. Namun kepada Carmi semua pemulung berjanji akan membantunya.”
Namun dalam kutiapn teks disini dipandang dari sudut sosialnya Carmin sebagai wanita yang mengharapkan sebuah sepatu sehingga membuat pemulung lain iba, menyebapkan pemulung lain membatu Carmin, dalam sudut sosial wanita yang memiliki keinginan yang kuat maka akan banyak orang-orang yang membantu mewujudkannya. Perbuatan pemulung lain yang berjanji menemukan sepatu dari carmin didasari rasa iba.
Cerpen
Ahmad Tohari dilihat dari sudut pandang feminisme ada 2 kejadian yang pertama
wanita yang mengsetarakan dirinya dengan pria dengan wanita yang memiliki
harapan, wanita yang mensetarakan dirinya dengan pria dia seolah ingin menjadi
setara dengan melakukan apa yang dilakukan pria, apa yang pria lakukan wanita
juga bisa lakukan karena wanita dan pria ialah setara, sedangkan wanita yang
kedua adalah wanita yang mempunyai harapan sehingga wanita tersebut dibukukan
jalan oleh warga di tempat pembuangan akhir.
Daftar Pustaka
Kamis, 01 Desember 2016
Pendaki pantai
kumelihatmu tersenyum menyaksikan tarian pasir putih
kumendengar teriakan manja melihatmu berlari menjauh dari kejaran ombak
kumelihatmu berdansa disaat sang jingga mulai berpamitan pulang
mungkin ini rindu
rindu setelah sekian lama menghukum diri dengan udara malam -0celcius
rindu setelah ditikam rasa lelah
merindukanmu menghilangkan kebiasaan lama
merindukanmu ketika membunuh waktu dengan secangkir teh di bawah jingga matahari
rindu sepasang pendaki pantai
kumendengar teriakan manja melihatmu berlari menjauh dari kejaran ombak
kumelihatmu berdansa disaat sang jingga mulai berpamitan pulang
mungkin ini rindu
rindu setelah sekian lama menghukum diri dengan udara malam -0celcius
rindu setelah ditikam rasa lelah
merindukanmu menghilangkan kebiasaan lama
merindukanmu ketika membunuh waktu dengan secangkir teh di bawah jingga matahari
rindu sepasang pendaki pantai
UKT
aku merasa kalian mengerti arti dibalik sebuah kata sarjana
namun tidak banyak yang mengerti apa arti dari pendewasaan diri
berbangga hati dengan mengecup keringat orang mati
tanpa berani mencoba menemukan sendiri keringat kematiannya
saya rasa bukan mati
namun usaha untuk menjadikannya lebih berani
sudahi pemikiran tentang hegimoni diri
saatnya berlari melawan kalkulasi
ukt tidak akan membuatmu mati
untukmu mahasiswa berseragam rapi
namun tidak banyak yang mengerti apa arti dari pendewasaan diri
berbangga hati dengan mengecup keringat orang mati
tanpa berani mencoba menemukan sendiri keringat kematiannya
saya rasa bukan mati
namun usaha untuk menjadikannya lebih berani
sudahi pemikiran tentang hegimoni diri
saatnya berlari melawan kalkulasi
ukt tidak akan membuatmu mati
untukmu mahasiswa berseragam rapi
API RINDU
kala itu tumpukan kayu terbakar habis oleh api karena ulahmu
nsmun tidak dengan rinduku
rinduku datang bersama dengan percikan api ytang menari
rinduku datang bersama pelukan hangat udara malam
rinduku datang setelah aku sadar kamu sedang membunuh waktu ditempat lain
rinduku datang ketika aku semakin sadar kita masih dilangit yang sama
ataupun kamu sedang merasakan hal yang sama yang aku rasakan pada malam ini
ditemani tarian api
ditemani nyanyai kayu yang terbakar
ditemani belain lembut hangatnya suasana kayu yang mengkorbankan dirinya
dan kobaran api menamparku membuat aku tersadar hal yang paling dirindukan ialah melihatmu melebur dengan senyum api unggun.
nsmun tidak dengan rinduku
rinduku datang bersama dengan percikan api ytang menari
rinduku datang bersama pelukan hangat udara malam
rinduku datang setelah aku sadar kamu sedang membunuh waktu ditempat lain
rinduku datang ketika aku semakin sadar kita masih dilangit yang sama
ataupun kamu sedang merasakan hal yang sama yang aku rasakan pada malam ini
ditemani tarian api
ditemani nyanyai kayu yang terbakar
ditemani belain lembut hangatnya suasana kayu yang mengkorbankan dirinya
dan kobaran api menamparku membuat aku tersadar hal yang paling dirindukan ialah melihatmu melebur dengan senyum api unggun.
Langganan:
Postingan (Atom)