Kamis, 12 Januari 2017

Jika Pasanganmu Seorang Pecinta Alam

Sayang, 
Jika kamu bertanya padaku tentang destinasi liburan kita setelah menikah, mungkin aku akan memilih Rinjani bukan Bali. Aku lebih memilih tenda kapasitas dua orang yang kokoh dibandingkan hotel yang megah. Setelah menikmati puncak bersama, barulah kita berkelana di Senggani, Tiga Gill, Pantai Kuta, dan Desa Adat di Lombok. Jika kamu ingin ke Eropa, aku pasti akan meminta Mont Blanc sebagai salah satu destinasi kita. Ahh… lupakan soal Eropa dan Benua lain, karena aku masih jatuh cinta dengan pegununggan di Negri ini. Kamu tahu Semeru sayang? pastilah, nama gunung ini melejit pesat semenjak film mengangkatnya dengan begitu sukses. Jika kamu belum pernah kesana, kamu harus kesana. Di bulan Juni yang cerah, padang oro-oro ombo menyapa di balik tanjakan cinta, dengan hamparan verbena ungu yang menggoda mata. Tidak kalah romantis dibandingkan Monet’s Garden, Prancis. Tidak sampai mahameru juga tidak mengapa, karena menjelajahi Semeru bersamamu lebih kuinginkan, dibandingkan menegakkan merah putih di puncak tertinggi Pulau Jawa.
Tapi ini bukan tentang perjalananku, ini adalah tentang perjalanan kita. Jika kamu tidak ingin mendaki gunung bersamaku tidak mengapa, kita masih bisa menyusuri pantai dan menyapa senja bersama. Kalau kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, sehingga kita tak sempat bercengkrama dengan alam, itu juga tak mengapa. Aku akan membawakan pagi untukmu dalam secangkir kopi. Jika kamu tidak suka kopi tidak mengapa, akan ku tuliskan purnama dalam segelas susu. Jika kamu tidak menyukai susu, itu juga tidak mengapa, aku akan membawa kehangatan mentari dalam setiap masakan yang kau sukai.


Karya : Nailatul Mafazah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar