APRESIASI CERPEN
“TAWA GADIS PADANG SAMPAH”
AHMAD TOHARI
AHMAD TOHARI
MENURUT PANDANGAN FEMINISME
Analisis
adalah kegiatan yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan,
memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokan kembali menurut kriteria
tertentu kemudin dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Pengertian dari
analisis cerpen adalah kegiatan mentafsirkan makna yang tersimpan dalam sebuah
karya sastra yang berbentuk cerpen. Cerpen sendiri adalah cerita pendek
berbentuk prosa, naratif maupun fiktif. Cerpen sendiri cenderung singkat padat
dan langsung pada inti tujuanya dari ceritanya dibandingkan dengan karya-karya
fiksi lain lebih panjang seperti novel.
Ahmad
Tohari adalah satrawan dengan novel triloginya Ronggeng Dukuh Paruk yang
ditulis pada 1981. Pria kelahiran Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa
Tengah pada 13 Juni 1948, pada 2012 Ahmad Tohari dianugerahi PWI Jateng Award
dari PWI Jawa Tengah karena karya-karya sastranya yang dinilai mampu mendunia.
Feminisme
adalah sebuh gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesaman dan
kedilan hak dengan pria, gerakan feminisme dimulai sejak akhir abd ke 18 namun
berakhir di abad ke 20 banyak sekali aliran-aliran feminisme yang berkembang.
Dalam cerpen Tawa gadis
padang sampah menceritakan kehidupan di tempat pembuangan akhir dikutip dari
teks
“Korep, Carmi, dan Sopir Dalim adalah tiga diantara banyak manusia yang sering datang ke padang pembuangan sampah di pinggir kota”
Carmin adalah gadis kecil dan Korep adalah anak laki laki, dan mereka paling muda dari semua pemulung di tempat sampah. Jika dilihat dari sudut pandang feminisme carmi adalah wanita yang ingin melakukan kegiatan sesuai korep, bukan untuk bermalas-malasan karena dia wanita, tapi mungkin juga faktor ekonomi yang mengharuskan carmi melakukan aktivitas sama seperti korep yaitu memulung barang bekas yang hendak dijual kembali. Dalam cerpen Ahmad Tohari pelecehan terhadap wanita masih terjadi di kutip dari teks
“ada perempuan memasang putung rokok dimulutnya, lalu bergerak kesana-kemari meminta api, ada tangan terjulur ke arqh mulutnya, api menyala dan asap segera mengepul, tetapi perempuan itu kemudian berteriak, rupanya tangan lelaki pemegang korek api kemudian mencolek pipinya, dia kejar si lelaki dan balas mencubit punggungnya, mereka bergelut.”
Dalam kutipan teks cerpen tersebut tergambang jelas bahwa wanita mencoba setara dengan pria di buktikan dengan rokok di tanganya, dan terjadilah pelecehan terhadap wanita tersebut dengan terjadinya colekn dipipinya, dalam pandangan sosial wanita perokok adalah wanita nakal, dan pelecehan terhadap wanita nakal akan sering sekali terjadi, namun dalam sudut feminisme wanita tersebut balik membalas apa yang dilakuakn lelaki tersebut dengan mencubit punggung lelaki tersebut dan terjadilah pergelutan. Dalam pandangan feminisme inilah wanita merasa sama dengan pria, merokok dan berkelahi adalah hal yang wajar dalam aliran feminisme. Dalam kutipan teks,
” Belasan pemulung termasuk Korep dan Carmi berubah layaknya sekandang ayam kelaparan yang ditebari pakan; berebut, saling desak, saling mendahului, saling dorong. Mereka berebut mengais sampah mencari apa saja selain popok, kain pembalut atau bangkai tikus.”
tergambar bahwa Carmin memiliki porsi perkejaan yang sama dengan Korep walupun hasilnya jelas nanti berbedah, tidak ada perlakuan khusus terhadap Carmin walaupun dia wanita, jadi apa yang Korep lakukan Carmin juga lakukan. Dalam kutipan teks,
“Setiap hari Carmi membawa-bawa kantung plastik kuning berisi sepatu sebelah kanan. Akhirnya semua orang tahu gadis kecil itu masih menunggu sepatu yang sebelah kiri. Mereka merasa iba. Itu hampir mustahil. Namun kepada Carmi semua pemulung berjanji akan membantunya.”
Namun dalam kutiapn teks disini dipandang dari sudut sosialnya Carmin sebagai wanita yang mengharapkan sebuah sepatu sehingga membuat pemulung lain iba, menyebapkan pemulung lain membatu Carmin, dalam sudut sosial wanita yang memiliki keinginan yang kuat maka akan banyak orang-orang yang membantu mewujudkannya. Perbuatan pemulung lain yang berjanji menemukan sepatu dari carmin didasari rasa iba.
“Korep, Carmi, dan Sopir Dalim adalah tiga diantara banyak manusia yang sering datang ke padang pembuangan sampah di pinggir kota”
Carmin adalah gadis kecil dan Korep adalah anak laki laki, dan mereka paling muda dari semua pemulung di tempat sampah. Jika dilihat dari sudut pandang feminisme carmi adalah wanita yang ingin melakukan kegiatan sesuai korep, bukan untuk bermalas-malasan karena dia wanita, tapi mungkin juga faktor ekonomi yang mengharuskan carmi melakukan aktivitas sama seperti korep yaitu memulung barang bekas yang hendak dijual kembali. Dalam cerpen Ahmad Tohari pelecehan terhadap wanita masih terjadi di kutip dari teks
“ada perempuan memasang putung rokok dimulutnya, lalu bergerak kesana-kemari meminta api, ada tangan terjulur ke arqh mulutnya, api menyala dan asap segera mengepul, tetapi perempuan itu kemudian berteriak, rupanya tangan lelaki pemegang korek api kemudian mencolek pipinya, dia kejar si lelaki dan balas mencubit punggungnya, mereka bergelut.”
Dalam kutipan teks cerpen tersebut tergambang jelas bahwa wanita mencoba setara dengan pria di buktikan dengan rokok di tanganya, dan terjadilah pelecehan terhadap wanita tersebut dengan terjadinya colekn dipipinya, dalam pandangan sosial wanita perokok adalah wanita nakal, dan pelecehan terhadap wanita nakal akan sering sekali terjadi, namun dalam sudut feminisme wanita tersebut balik membalas apa yang dilakuakn lelaki tersebut dengan mencubit punggung lelaki tersebut dan terjadilah pergelutan. Dalam pandangan feminisme inilah wanita merasa sama dengan pria, merokok dan berkelahi adalah hal yang wajar dalam aliran feminisme. Dalam kutipan teks,
” Belasan pemulung termasuk Korep dan Carmi berubah layaknya sekandang ayam kelaparan yang ditebari pakan; berebut, saling desak, saling mendahului, saling dorong. Mereka berebut mengais sampah mencari apa saja selain popok, kain pembalut atau bangkai tikus.”
tergambar bahwa Carmin memiliki porsi perkejaan yang sama dengan Korep walupun hasilnya jelas nanti berbedah, tidak ada perlakuan khusus terhadap Carmin walaupun dia wanita, jadi apa yang Korep lakukan Carmin juga lakukan. Dalam kutipan teks,
“Setiap hari Carmi membawa-bawa kantung plastik kuning berisi sepatu sebelah kanan. Akhirnya semua orang tahu gadis kecil itu masih menunggu sepatu yang sebelah kiri. Mereka merasa iba. Itu hampir mustahil. Namun kepada Carmi semua pemulung berjanji akan membantunya.”
Namun dalam kutiapn teks disini dipandang dari sudut sosialnya Carmin sebagai wanita yang mengharapkan sebuah sepatu sehingga membuat pemulung lain iba, menyebapkan pemulung lain membatu Carmin, dalam sudut sosial wanita yang memiliki keinginan yang kuat maka akan banyak orang-orang yang membantu mewujudkannya. Perbuatan pemulung lain yang berjanji menemukan sepatu dari carmin didasari rasa iba.
Cerpen
Ahmad Tohari dilihat dari sudut pandang feminisme ada 2 kejadian yang pertama
wanita yang mengsetarakan dirinya dengan pria dengan wanita yang memiliki
harapan, wanita yang mensetarakan dirinya dengan pria dia seolah ingin menjadi
setara dengan melakukan apa yang dilakukan pria, apa yang pria lakukan wanita
juga bisa lakukan karena wanita dan pria ialah setara, sedangkan wanita yang
kedua adalah wanita yang mempunyai harapan sehingga wanita tersebut dibukukan
jalan oleh warga di tempat pembuangan akhir.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar