Kamis, 12 Januari 2017

HUJAN ROKOK

Rokoku sayang maaf kamu aku paksa menembus hujan
hujan malam itu memksaku berjalan menusuri lautan motor lalu lalang, berjalan diantara jalan dan pematang sawah, dibawah tetesan air hujan yang melewati dedaunan terselib kabar air mata tak lagi bernafas dipaksa mati oleh hrapan yang sakti, harapan para lelaki untuk selalu menjadi sang pengabdi, nafsu akan kebiasan para lelaki memaksaku berhenti di toko mini untuk menikmatimu bagaikan wanita berbaju seksi di batas kaca tebal berbesi, hanya dengan seribu lima ratus perak sudah kudpatkan dirimu, berharap menikamtimu dengan berjalan kaki menyusuri jalanan yang tak lagi kering karna hujan rintik malam itu, berharap menikamtimu dengan rasa yang sewajarnya malah kudapatkan kamu yang basah karna keadaan, dipergelangan pembatasan kematian aku memengangimu berharap tidk terjadi sesuatu, rasa pahit darimu aku rasakan karna faktor air hujan, cukup bersyukur masih bisa mengeluarkan asap sudah bahagia ku rusa, bermain air di pinggir selokan membuatku tertawa ring ternyata masih jauh perjalanan, walau terkadang ada orang yang tidak mengerti akan adanya genangan maka dia terjang terbanglah air di pinggir selokan, tidak sempat mengumpat akhirnya kujalan kebasahan berharap dalaman tidak lembap dikrenakan hujan. berdiri di atas pohon tidak bisa menghentikan rintikan hujan yang berjajar rapi, berharap datangnya mobil pengangkut sapi tapi terlihat banyak mercy berjajar rapi di bawah kuasa simbol warna, putus asa aku lanjutkan berjalan melewati batu warna warni, kembali berpelukan dengan hujan karna memelukmu rokokku harus menunggu toko mini selanjutnya, hingga tiba mobil pengangkut sapi ku berkata "nunut ya mas" bukanya semakin membuatku terlelap malah dipaksa menerima pukulan rintikan hujan di atasnya, tidak berjalan lama ternyata membuatmu berbedah arah tujuan, dengan muka geram aku menyapa "suwon mas" malu akhirnya aku tipu arahku, dan kembali pada arah sebenarnya hingga tiba bapak berhati mulia bertanya, "bareng aku ta mas" tapi ada kata tidak aku naik dan di kasih cerita "hati hati mas, bisa-bisa masnya di jebak" dalam hati hanya tersenyum akulah penjebak sebenranya, melarikan diri karna itu yang aku mau berjalan sendiri karena ulahmu, berjalan jauh semangat ku hanya latihan sebelum tanjakan, hingga dimana aku sadar tidak ada yang bisa diselamtkan dari sandangku, tidak untuk membencimu karena rokoku masih bisa menembus hujan, akhirnya aku masih terpanah menuliskan cerita tentang rokok yang menerjang hujan.

Jika Pasanganmu Seorang Pecinta Alam

Sayang, 
Jika kamu bertanya padaku tentang destinasi liburan kita setelah menikah, mungkin aku akan memilih Rinjani bukan Bali. Aku lebih memilih tenda kapasitas dua orang yang kokoh dibandingkan hotel yang megah. Setelah menikmati puncak bersama, barulah kita berkelana di Senggani, Tiga Gill, Pantai Kuta, dan Desa Adat di Lombok. Jika kamu ingin ke Eropa, aku pasti akan meminta Mont Blanc sebagai salah satu destinasi kita. Ahh… lupakan soal Eropa dan Benua lain, karena aku masih jatuh cinta dengan pegununggan di Negri ini. Kamu tahu Semeru sayang? pastilah, nama gunung ini melejit pesat semenjak film mengangkatnya dengan begitu sukses. Jika kamu belum pernah kesana, kamu harus kesana. Di bulan Juni yang cerah, padang oro-oro ombo menyapa di balik tanjakan cinta, dengan hamparan verbena ungu yang menggoda mata. Tidak kalah romantis dibandingkan Monet’s Garden, Prancis. Tidak sampai mahameru juga tidak mengapa, karena menjelajahi Semeru bersamamu lebih kuinginkan, dibandingkan menegakkan merah putih di puncak tertinggi Pulau Jawa.
Tapi ini bukan tentang perjalananku, ini adalah tentang perjalanan kita. Jika kamu tidak ingin mendaki gunung bersamaku tidak mengapa, kita masih bisa menyusuri pantai dan menyapa senja bersama. Kalau kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, sehingga kita tak sempat bercengkrama dengan alam, itu juga tak mengapa. Aku akan membawakan pagi untukmu dalam secangkir kopi. Jika kamu tidak suka kopi tidak mengapa, akan ku tuliskan purnama dalam segelas susu. Jika kamu tidak menyukai susu, itu juga tidak mengapa, aku akan membawa kehangatan mentari dalam setiap masakan yang kau sukai.


Karya : Nailatul Mafazah

Dialog Bukit Kamboja "D.Zamawi Imron"


Pandangan Social
pada Puisi Dialog Bukit Kemboja Karya D. Zawawi Imron

Membaca puisi-puisi D. Zawawi Imron sama seperti membaca alam dan budaya bangsa Indonesia, utamanya alam dan kebudayaan Madura. Siapa yang sanggup menjelaskan bahwa penyair yang sangat produktif dalam dunia kesusastraan ini hanyalah orang kampung yang bahkan tidak pernah bergaul dengan dunia intelektual, apalagi bersentuhan dengan wacana dan kebudayaan asing. Menakjubkan memang, tanpa latar belakang pendidikan yang tinggi, Zawawi nyatanya sanggup menghasilkan puluhan puisi indah. di tahun 1995, sajaknya Dialog Bukit Kamboja keluar sebagai pemenang pertama dalam Sayembara Nasional Menulis Puisi 50 Tahun Kemerdekaan RI yang diadakan oleh salah satu stasiun swasta.  D. Zawawi Imron menjadi penulis kolom di beberapa media masa dan mejadi penyaji seminar masalah sastra, agama, dan kebudayaan. Selain itu, beliau jauga pernah mengajar di beberapa perguruan tinggi di Madura serta ikut menulis skenario Indonesia Masa Depan. Beliau juga sering menghadiri pembacaan puisi di berbagai Negara, antara lain di Singapura, Malaysia, dan Belanda.
Penulis tertarik menganalisis puisi Dialog Bukit Kamboja karya D, Zawawi Imron, Karena secara menyeluruh sajak yang berada dalam kumpulan puisi puisi Dialog Bukit Kemboja kaya akan pandangan sosial, selain itu puisi karya D. Zawawi Imron menimbulkan keingin tahuan para pembaca untuk meneliti sajak-sajak dalam kumpulan puisi “Dialog Bukit Kemboja.”
Keindahan kata-kata alam yang dijalin Zawawi dalam puisinya terasa lebih istimewa tatkala butiran kata itu disibak satu-persatu untuk menemukan kata yang tersembunyi dalam kata lain. Dengan artian, puisi Zawawi bukan hanya sekedar menghadirkan nuansa sejarah namun juga mengandung pesan-pesan kehidupan yang disamarkan, termasuk di dalamnya kumpulan puisi Dialog Bukit Kemboja. Pesan-pesan kehidupan itu tidak nampak memang, tertutup oleh indahnya jalinan kata, namun setidaknya Zawawi telah memberi bocoran bahwa Dialog Bukit Kemboja ini memang mengandung pesan-pesan dalam kehidupan.
Pada bait kedua terdapat kalimat
Seorang nenek, pandangnya tua memuat jarum cemburu
Menanyakan, mengapa aku berdoa di kubur itu”
Dalam kutipan itu terungkap bahwa seorang pemuda bertemu dengan seorang nenek yang melihatnya berdoa di makam ayahnya
“Lewat berpuluh kemarau telah kuberikan kubur didepan mu
Karena kuanggap kubur anakku”
Lalu nenek itu mengatakan bahwa sudah lama nenek itulah yang merawat kubur ayahnya yang dianggap sebagai kubur anak dari nenek itu
“Anakku mati di medan laga, dahulu
Saat Bung Tomo mengippas bendera dengan takbir
Berita ini kekal jadi sejarah: Surabaya pijar merah
Ketika itu sebuah lagu jadi agung dalam derap
Bahkan pada bercak darah yang hampir lenyap”
Nenek tersebut mengatakan bahwa anaknya telah meninggal di medan tempur saat berjuang melawan penjajah. Dalam pertempuran tersebut, melalui siaran radio, Bung Tomo membakar semangat arek-arek Suroboyo. Pertempuran yang memakan korban banyak dari pihak bangsa Indonesia ini diperingati sebagai Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November. Peringatan itu merupakan komitmen bangsa Indonesia yang berupa penghargaan terhadap kepahlawanan rakyat Surabaya sekaligus mencerminkan tekad perjuangan seluruh bangsa Indonesia.
“Aku telah lelah mencari kuburnya dari sana kemana
Tak ketemu. Tak ada yang tahu
Sedang aku ingin ziarah menyamaian  terima kasih
Atas gugurnya : mati yang direnungkan melati
Kubur ini memadailah, untuk mewakilinya”
Terlihat dari ucapan sang  nenek yang telah lelah mencari kuburan anaknya yang tak pernah ketemu sampai sekarang, nenek hanya ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada anaknya, karena sang nenek tak menemukan kuburan anakya maka kuburan ayah pemuda itu dianggap sebagai kuburan anaknya.
“Tapi ayahku sepi Pahlawan
Tutur orang terdekat , saat ia wafat
Jasadnya hanya satu tingkat di atas ngengat
Tapi ia tetap ayahku. Tapi ia bukan anakmu”
Pemuda tersebut mengatakan bahwa itu tetap ayahnya dan bukan anak dari nenek itu.
“Apa salahnya kalau sesekali
Kubur ayahmu kujadikan alamat rindu
Dengan ziarah, oleh harum kemboja yang berat gemuruh
Dendamku kepada musuh jadi luruh”
Nenek itu mengatakan bahwa apa salahnya jika sesekali makam ayahnya dijadikan sebagai alamat rindu untuk anaknya dengan ziarah dengan harum bunga kemboja maka dendam nenek tersebut terhadap musuh jadi gugur.
“Hormatku padamu, nenek ! karena engkau
Menyimpan rahasia wangi tanahku, tolong
Beri aku apa saja kata atau senjata !”
Lalu pemuda itu memberi hormat kepada nenek yang ditemuinya karena nenek tersebut menyimpan rahasia harum tanahya, dan pemuda tersebut meminta senjata kepada nenek.
“Aku orang tak bisa memberi, padamu bisaku Cuma meminta.
Jika engkau bambu, jadilah saja bambu runcing
Jangan sembilu, atau yang membungkuk depan sembilu”
Karena nenek tak bisa memberi dan nenek hanya bisa mengatakan jika dia kamu adalah bambu runcing yang bermaksud jadi pemuda yang bisa berdiri tegak sepertin bambu.
Pandangan sosialnya terdapat bahwa kita harus tetap menghormati serta mengenang jasa pahlawan yang telah gugur, dan sebagai generasi selanjutnya dimana setiap tanggal 10 November diadakan hari pahlawan yang bertujuan untuk mengingatnya.

Dari puisi Dialog Bukit Kemboja itu terasa harapan Zawawi supaya ciptaannya (kumpulan puisi) ini dapat diterima oleh masyarakat dan pesan-pesan kehidupan di dalamnya dapat dijadikan energi positif untuk melawan tindak kejahatan sesuai dengan hakikat kebenaran.
Mungkin untuk mengenali lebih mendalam kehebatan kumpulan puisi ini, hingga disebut sebagai kumpulan puisi terbaik oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa tahun 1990, membutuhkan banyak pendekatan dan banyak penafsiran dari masing-masing puisi yang dituliskan.


Nailatul Mafazah


Tawa Gadis Padang Sampah "Ahmad Tohari"

APRESIASI CERPEN
“TAWA GADIS PADANG SAMPAH”
AHMAD TOHARI
MENURUT PANDANGAN FEMINISME

Analisis adalah kegiatan yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu kemudin dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Pengertian dari analisis cerpen adalah kegiatan mentafsirkan makna yang tersimpan dalam sebuah karya sastra yang berbentuk cerpen. Cerpen sendiri adalah cerita pendek berbentuk prosa, naratif maupun fiktif. Cerpen sendiri cenderung singkat padat dan langsung pada inti tujuanya dari ceritanya dibandingkan dengan karya-karya fiksi lain lebih panjang seperti novel.
Ahmad Tohari adalah satrawan dengan novel triloginya Ronggeng Dukuh Paruk yang ditulis pada 1981. Pria kelahiran Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah pada 13 Juni 1948, pada 2012 Ahmad Tohari dianugerahi PWI Jateng Award dari PWI Jawa Tengah karena karya-karya sastranya yang dinilai mampu mendunia.
Feminisme adalah sebuh gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesaman dan kedilan hak dengan pria, gerakan feminisme dimulai sejak akhir abd ke 18 namun berakhir di abad ke 20 banyak sekali aliran-aliran feminisme yang berkembang.
Dalam cerpen Tawa gadis padang sampah menceritakan kehidupan di tempat pembuangan akhir dikutip dari teks

Korep, Carmi, dan Sopir Dalim adalah tiga diantara banyak manusia yang sering datang ke padang pembuangan sampah di pinggir kota”

Carmin adalah gadis kecil dan Korep adalah anak laki laki, dan mereka paling muda dari semua pemulung di tempat sampah. Jika dilihat dari sudut pandang feminisme carmi adalah wanita yang ingin melakukan kegiatan sesuai korep, bukan untuk bermalas-malasan karena dia wanita, tapi mungkin juga faktor ekonomi yang mengharuskan carmi melakukan aktivitas sama seperti korep yaitu memulung barang bekas yang hendak dijual kembali. Dalam cerpen Ahmad Tohari pelecehan terhadap wanita masih terjadi di kutip dari teks

“ada perempuan memasang putung rokok dimulutnya, lalu bergerak kesana-kemari meminta api, ada tangan terjulur ke arqh mulutnya, api menyala dan asap segera mengepul, tetapi perempuan itu kemudian berteriak, rupanya tangan lelaki pemegang korek api kemudian mencolek pipinya, dia kejar si lelaki dan balas mencubit punggungnya, mereka bergelut.”

 
Dalam kutipan teks cerpen tersebut tergambang jelas bahwa wanita mencoba setara dengan pria di buktikan dengan rokok di tanganya, dan terjadilah pelecehan terhadap wanita tersebut dengan terjadinya colekn dipipinya, dalam pandangan sosial wanita perokok adalah wanita nakal, dan pelecehan terhadap wanita nakal akan sering sekali terjadi, namun dalam sudut feminisme wanita tersebut balik membalas apa yang dilakuakn lelaki tersebut dengan mencubit punggung lelaki tersebut dan terjadilah pergelutan. Dalam pandangan feminisme inilah wanita merasa sama dengan pria, merokok dan berkelahi adalah hal yang wajar dalam aliran feminisme. Dalam kutipan teks,

Belasan pemulung termasuk Korep dan Carmi berubah layaknya sekandang ayam kelaparan yang ditebari pakan; berebut, saling desak, saling mendahului, saling dorong. Mereka berebut mengais sampah mencari apa saja selain popok, kain pembalut atau bangkai tikus.”

tergambar bahwa Carmin memiliki porsi perkejaan yang sama dengan Korep walupun hasilnya jelas nanti berbedah, tidak ada perlakuan khusus terhadap Carmin walaupun dia wanita, jadi apa yang Korep lakukan Carmin juga lakukan. Dalam kutipan teks,

“Setiap hari Carmi membawa-bawa kantung plastik kuning berisi sepatu sebelah kanan. Akhirnya semua orang tahu gadis kecil itu masih menunggu sepatu yang sebelah kiri. Mereka merasa iba. Itu hampir mustahil. Namun kepada Carmi semua pemulung berjanji akan membantunya.”

Namun dalam kutiapn teks disini dipandang dari sudut sosialnya Carmin sebagai wanita yang mengharapkan sebuah sepatu sehingga membuat pemulung lain iba, menyebapkan pemulung lain membatu Carmin, dalam sudut sosial wanita yang memiliki keinginan yang kuat maka akan banyak orang-orang yang membantu mewujudkannya. Perbuatan pemulung lain yang berjanji menemukan sepatu dari carmin didasari rasa iba.

            Cerpen Ahmad Tohari dilihat dari sudut pandang feminisme ada 2 kejadian yang pertama wanita yang mengsetarakan dirinya dengan pria dengan wanita yang memiliki harapan, wanita yang mensetarakan dirinya dengan pria dia seolah ingin menjadi setara dengan melakukan apa yang dilakukan pria, apa yang pria lakukan wanita juga bisa lakukan karena wanita dan pria ialah setara, sedangkan wanita yang kedua adalah wanita yang mempunyai harapan sehingga wanita tersebut dibukukan jalan oleh warga di tempat pembuangan akhir.


Daftar Pustaka