Kopi Pahit
Tenang, tenagkan dulu hati dan perasaanmu sebelum bertemu dan bertatap muka denganku, membiarkanmu memnunggu lama bukanlah sesuatu yang kamu suka, aku tau kamu membencinya, namun diriku, ya diriku si kuala yang betah sekali bergelantungan didahan pohon untuk menutup mata dan sedikit sekali bergerak, mungkin aku juga bukan sapi yang di pecut terlebih dahulu untuk bekerja.
Kopi ini terlalu pahit sayang, ingin sekali mencicipi pesananmu, ntah apa itu namanya berwarna kuning kombinasi putih, kopi ini terlalu pahit sayang, mengalahkan pahitnya gumpalan asap yang terhisap penuh amarah, kopi ini terlalu pahit sayang, mengalahkan pahitnya dirimu untuk menerima kedatanganku.
Aku datang, melepas semua hal yang tidak kamu suka, menyimpannya di dalam tempat tersembunyi, namun aku merasa aku membohongi jati diriku, karna pahitnya kopi tidak pernah luput dari hitamnya biji kopi, pahitnya dirimu melihatku tidak pernah luput akan pilihanmu untuk berada disampingku, ataukah pilihanku yang memaksamu untyuk disampingmu.
Jahanam, maafkan kopi pahit ini sayang, terlalu jahanam untuk menambahka gula di dalam takaranya, sama saja aku menodai si pembuat kopi, ceritamu bersamaku tak semanis gula aren, pahitnya alami dan tercipta dengan sendirinya.
Ku tuang dalam lepek (alas cangkir) dengan harapan segeralah dingin kopiku, namun yang namanya kopi juga memiliki waktunya tersendiri, dari yang panas berubah menjadi dingin.
Kubermain dalam kegelisahan, ingin kubicara kepadamu kopi, sedang apakah kamu, bagaimana kondisimu, dan siapa orang yang telah menemanimu saat ini, terbungkam karna kamu hanya diam bergoyang terkena tiupan.
kopi ini terlalu pahit sayang, andai aku bisa merubah kopi menjadi manis, maka aku lakukan, namun akulah si pembuat kopi pahit ini, kopi ku tak lagi tersenyum, kopiku terdiam dalam kemunafikan, kopiku berbohong dengan alasan, kopi ku sayang untuk dibuang, aku si pembuat kopi, maka aku akan menghabiskan dengan tanggung jawab sisa ampas terakhir dalam tegukan.
kubawa pulang kopi namun berbeda dengan seelumnya, aku lebih hati-hati dalam berucap karna aku sadar suara-suaraku adalah luka bagimu, kopiku berbisik "maafkan aku", kopiku tidak pernah salah, akulah yang salah, karna kurang gula kopiku terlalu pahit sayang.
aku dan kopi pahitku terdiam.
namun kuhabiskan kopiku, karna aku harus membayar semua racikan dalam kopiku, aku memesanmu maka sudah kewajibanku untuk mengahbiskanmu.
Kopiku pahit sayang, namun akan berasa nikmat jika aku bisa menyikapnya bahwa pada dasarnya tidak ada kopi manis, semanis apapun kopi pasti memiliki ciri khas pahit tersebut.
selamat malam kopi, selamat malam sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar